Burger Hiu bikin lidah Ketagihan

Anda tentu sudah mengenal, atau setidaknya, merasakan burger berisi daging sapi. Namun, boleh jadi, tidak banyak orang yang mengetahui atau mencicipi burger berisi ikan hiu. Nah, menu baru inilah yang disajikan Mumuh Mutaqien di warung burgernya di Jalan Dipati Ukur, Bandung, Jawa Barat.

Menurut Mumuh, proses pembuatan burger ikan hiu sama dengan membuat burger pada umumnya. Pertama ikan hiu segar dikuliti. Setelah dicuci bersih, lalu dipotong dan diiris tipis-tipis. Baru setelah itu, daging ikan hiu dipanggang.

Usai dipanggang, kata Mumuh, daging ikan hiu ditaruh di atas roti dan dibubuhi bawang bombai serta keju. Lalu burger dipanggang di dalam oven selama tiga menit. Setelah matang, barulah burger ditambahkan tomat dan siap disajikan.

Burger variasi baru inilah yang membuat pelanggan penasaran. Seorang di antaranya Fathya Istiqomaril. Mulanya, dia merasa hanya ingin mencoba burger dengan rasa lain. Belakangan, Fathya malah ketagihan dan kerap kembali ke warung burger Mumuh.

Mumuh sengaja memilih burger ikan hiu sebagai menu andalan. Apalagi, warung miliknya menyajikan beragam Makanan laut. Untuk satu porsi burger ikan hiu, dia menjual dengan harga Rp 12 ribu. Sedangkan menu lain, Mumuh menjual dengan harga bervarias. Jadi, jika Anda datang ke Bandung, tidak ada salahnya untuk mencoba burger berisi ikan hiu.

Sumber : gayahidup.liputan6
pizza hut, sandwich

Lezat Mencicipi Kepiting Asap

Makanan laut alias seafood sudah menjadi menu favorit bagi banyak orang. Hanya, tempat mengudap menu ini lebih banyak ditemui di pinggir jalan atau dekat pantai. Kalaupun ada yang menyajikan secara khusus, biasanya berbentuk restoran atau bangunan tersendiri.

Nah, ada kabar membahagiakan bagi Anda yang menyukai menu seafood, terutama kepiting, karena Anda tidak perlu jauh-jauh melabuhkan diri mencari tempat makan ke pinggir pantai. Bila Anda sering wira-wiri di Grand Indonesia, Jakarta Pusat, ayunkan kaki ke Smoked Crabs Resto, yang terletak di lantai lima pusat belanja mewah ini.

Memasuki Smoked Crabs, kita mendapati desain interior yang dibuat seperti layaknya ruang makan yang lazim di tiap rumah. Ada yang menyebutnya aura rumahan. Didominasi merah, cokelat, dan krem, sang pemilik restoran percaya warna itu bisa memberikan aura nyaman seperti berada di rumah sendiri.
Menurut Lina Monica, pemilik tempat ini, mereka selalu menyajikan berbagai jenis seafood atau masakan berbahan dasar makanan laut. Selama satu setengah tahun, Lina tetap eksis di bidang makanan dengan menghadirkan gerai makanannya di Grand Indonesia sejak Oktober 2009.

“Saya prihatin, selama ini masakan laut sangat langka ditemui di mal-mal atau pusat belanja. Karena itu, saya mencoba mengobati luka hati dengan menghadirkan tempat ini,” kata Lina beberapa waktu. Di sini, yang paling digemari adalah menu kepiting asap.

Sajian yang didatangkan adalah kepiting dari Lampung dan Pontianak. Adapun cara memasak menu penggugah selera ini adalah kepiting yang masih hidup dilumuri bumbu Nusantara, seperti serai, lengkuas, dan kemiri, secara merata. Lalu kepiting itu diungkep dengan menggunakan aluminium foil.

Tahap berikutnya, kepiting yang sudah diungkep tersebut dibakar selama 20 menit di atas arang batok. Menurut Lina, yang membedakan kepiting asap ini dengan menu serupa di restoran lain adalah ia tidak menggunakan juhi atau cumi kering. “Kami tidak menggunakan juhi, hanya bermain pada bumbu rempah yang banyak agar tidak amis.”

Tak mengherankan jika tamu yang memesan menu ini selalu meminta tambahan bumbu rempah kepiting asapnya untuk makan di tempat atau dibawa pulang. Banyak yang bilang rasanya seperti bumbu serundeng, tapi bumbu pada menu ini memakai lengkuas muda berwarna merah muda yang diparut. Menyantap menu ini dengan nasi yang mengepul sungguh nendang di perut.

Menu unggulan lain adalah udang Mandarin, yang dimasak dengan perpaduan rasa manis madu dan gurih karena bumbu rempahnya. Menu lain yang disediakan adalah cumi bakar madu, seafood hot plate, pakis terasi, tumis buncis muda telur asin, dan genjer balacan.

Ketika mencicipi menu tumis buncis muda telur asin, buncis yang masih muda setengah matang terasa empuk berpadu dengan rasa gurih siraman telur asin yang tidak berbau amis.

“Untuk menu sayuran serba tumis, katanya sangat berasa di lidah cita rasa masakan lautnya,” ujar Lina, Ia menjelaskan, tempatnya juga menyediakan minuman kesehatan dan aneka jus berdasarkan golongan darah. “Mereka yang mencicipi menu serba laut biasanya terancam masalah kolesterol. Ada pilihan minuman di sini untuk menetralisasi.”

Mereka yang mengidap diabetes dan memiliki golongan darah O-A-B-AB dapat menikmati jus wortel, pir, serta apel malang. Biasanya kaum Hawa dengan golongan darah O-A-B-AB yang ingin melangsingkan tubuh dan mempercantik diri dapat menikmati jus slim & beauty, yang terdiri atas anggur, pepaya, nanas, dan lemon. Bagi wanita yang ingin selalu tampak sehat bugar bergolongan darah O-B-AB, dapat menyeruput jus anggur, nanas, dan pepaya.

Yang menderita radang tenggorokan dan bergolongan darah O-A-B-AB dapat menikmati jus apel, nanas, dan lemon atau cuka apel. Rata-rata harga minuman kesehatan dan aneka jus golongan darah ini Rp 20-22 ribu. “Saya membuat menu ini dengan uji coba yang ketat dari pengalaman bekerja di laboratorium dan pusat kesehatan, serta mencari informasi dari berbagai sumber, seperti Internet, majalah, dan buku,” Lina menambahkan.

Meski tempatnya di Grand Indonesia, harga masakan dan minuman di sini cukup terjangkau. Misalnya, harga kepiting asap Rp 90-175 ribu untuk tiap ekor, tergantung ukuran dan beratnya. Untuk menu lain, seperti sayuran, setiap porsi dibanderol mulai Rp 20 ribu.

Seorang pengunjung yang duduk di sudut ruangan tampak asik menikmati kepiting asap porsi besar. Berulang kali ia memanggil pelayan guna meminta mangkuk berisi air cuci tangan. Lantaran tempat ini dirancang minimalis modern, tak aneh jika ruang cuci tangan pun disediakan seadanya.

Alhasil, bila ingin mencuci tangan lebih bersih, Anda harus pergi ke toilet atau kamar mandi. Namun hal itu sangat menyita waktu–butuh waktu sekitar 10 menit–karena letak toilet sangat jauh di luar restoran. “Sepintas perkara ini terasa sepele. Tapi saya jadi terganggu saat asik menyantap hidangan. Makanya saya bolak-balik memanggil pelayan untuk minta mangkuk bersih buat cuci tangan,” kata lelaki tua pelanggan setia menu kepiting asap itu.
Sumber : tempointeraktif
laguna, sushi tei, table8

Cloud 9 menyajikan menu Western dan Asia

Sudah lama tempat makan tak sekadar dijadikan sebagai tempat mengisi perut keroncongan. Restoran bisa menjadi lokasi pertemuan dengan kekasih, teman, maupun rekan kerja. Tidak mengherankan bila sejumlah restoran menyajikan pemandangan indah, lengkap dengan alunan musik. Ini pula yang ditawarkan oleh Cloud 9 (dibaca nine cloud), sebuah kafe di Jalan Dagogiri, yang dikenal sebagai daerah Dago Bengkok, Bandung, Jawa Barat.

Di kafe ini, pengunjung bisa melihat pemandangan bukit perkebunan dan lanskap kota Bandung sekaligus. Pada waktu-waktu tertentu, terutama sore hari, pemandangan akan terhalang karena diselimuti oleh kabut, yang terkadang masuk menyusup ke area kafe–yang sebagian besar ruangannya terbuka tak berdinding.

Bahkan, bila beruntung, pengunjung bisa menikmati sunset. “Pengunjung bisa sekaligus menikmati bermacam-macam pemandangan di sini,” kata Andi, pemilik kafe itu.
Sesungguhnya, kafe dengan lokasi begini tentu bukan hal baru. Di Ngarai Sihanok, Bukit Tinggi (Sumatera Barat), dan di kawasan Uluwatu (Bali) juga tersebar sejumlah kafe di tebing kaki gunung. Kafe-kafe itu tak hanya menghidangkan makanan dan minuman guna memuaskan isi perut, tapi juga menyajikan pemandangan yang indah. Tapi tentu masing-masing kafe punya ciri khas sendiri.

Untuk menuju lokasi Cloud 9, jalannya cukup berkelok. Bila datang dari arah Jakarta lewat Pasteur, lalu ke arah Dago, Anda terus saja menuju jalan alternatif arah Lembang. Jalannya agak sempit, hanya cukup dilewati dua mobil. Sementara itu, di sebelah kirinya terdapat jurang dan permukiman penduduk. Kafe itu terletak di kaki bukit.

Mengamati bangunan ini dari luar seperti sebuah warung makan kecil yang suram dengan pagar tembok tinggi. Namun, setelah kita masuk ke dalam kafe itu dan menuruni tangga kayu, baru kita mulai menyadari bahwa bangunan yang memiliki susunan deretan kursi itu adalah sebuah kafe yang berada di lereng bukit.

Andi, yang berkewarganegaraan Inggris, sengaja merancang kafenya demikian rupa supaya terlihat unik dan mengecoh pengunjung. Ia ingin memuaskan pelanggannya yang tak ingin tempat itu terlalu ramai, sehingga mereka bisa nyaman ngobrol dan kongko. “Kalau di pintu depan, saya pajang makanan pasti makin mirip warung,” katanya.

Cloud 9 selalu penuh, terutama pada akhir pekan. Bahkan pengunjung terpaksa antre atau balik badan pergi ke tempat lain bila tak mendapatkan tempat duduk di tempat itu.
Kafe ini didirikan sejak lima tahun lalu. Awalnya, Andi bersama seorang teman yang juga berkewarganegaraan Inggris menyewa sebuah tempat di Jalan Bukit Pakar Timur, Dago. Dua tahun kemudian, kafe itu pindah ke Dago Bengkok karena habis masa sewanya. Tapi kemudian sang teman mengundurkan diri.

Andi bercerita, sebagian besar ide membuat kafe ini berasal dari temannya itu. Mereka berdua ingin membuat kafe yang menyediakan minuman beralkohol, yang saat itu belum ada dan minuman ini hanya dijual di sejumlah hotel atau klub malam. “Maka tercetus ide membuat the new generation restaurant,” ujarnya.

Awalnya, tak banyak pengunjung yang datang, karena belum banyak yang tahu soal tempat ini. Beberapa kali mereka tidak mendapat pendapatan sama sekali dalam sehari. Tapi tiba-tiba pada suatu malam mereka mendapat omzet Rp 1 juta. Sejak itu, kafenya mulai ramai dikunjungi.

Untuk makanan, Cloud 9 menyajikan menu Western dan Asia, seperti pizza burger, grill, tom yam, dan sup buntut. Setiap tiga minggu, mereka menyajikan menu baru yang idenya bisa dari siapa saja, misalnya dari teman, pelanggan, bahkan petugas kebersihan. Selain menyediakan berbagai minuman beralkohol, kafe itu menyajikan kopi serta aneka variasi jus buah.

Andi ingin pengunjung betah di kafenya karena makanan yang enak sekaligus merasakan tempat yang nyaman. Seperti namanya, Cloud 9 atau langit kesembilan, ia ingin pelanggan merasakan kenikmatan maksimal. Hanya, tempat ini tidak memiliki tempat parkir yang mencukupi karena lahannya hanya cukup untuk kurang dari 10 mobil.

Mereka yang tak kebagian lahan parkir terpaksa parkir mengular di sisi jalan yang sudah sempit. Dan di kafe itu tidak ada pembatasan khusus untuk area minuman beralkohol, yang sering mengaburkan pengunjung remaja saat memesan menu ini
Sumber : tempointeraktif

laguna, sushi tei,

jjajangmyeon – Makanan Khas Korea

Jajangmyeon (atau jjajangmyeon) adalah jenis makanan Korea yaitu mi saus pasta kacang kedelai hitam. Jajangmyeon dipengaruhi kuliner Cina, dan orang Cina biasa menyebutnya Zhajiangmian (炸醬麵). Jajang artinya saus goreng, dan myeon artinya mie.
Jajangmyeon menggunakan mie tebal yang terbuat dari tepung gandum.
Saus jajangmyeon dibuat dari pasta kacang kedelai hitam yang disebut chunjang (hangul: 춘장; hanja: 春醬) yang ditambahkan dengan bawang merah cincang, zucchini dan daging merah atau makanan laut. Ketika memasak saus biasanya ditambahkan cornstarch (sejenis pati yang terbuat dari tepung jagung) agar saus jadi kental. Pasta kacang kedelai (chunjang) dibuat dari kedelai yang dipanggang (dibakar). Oleh karena itu, jajang mengandung arti saus yang digoreng walau sebenarnya saus dimasak dengan cara direbus.
Jajangmyeon memiliki variasi yang lain seperti ganjajangmyeon (간자장면) atau jajangmyeon yang disajikan dengan mie yang sausnya terpisah (tidak dicampur). Variasi lainnya adalah samseon jajangmyeon (삼선자장면) yang menggunakan sausnya dengan campuran makanan laut seperti timun laut, cumi-cumi dan udang, tapi tidak pernah menggunakan ikan. Sedangkan Samseon ganjajangmyeon(삼선간자장면) komposisinya terdiri dari mie dengan saus yang berisikan makanan laut tapi juga tidak dicampurkan dengan mienya.

Dalam kebiasaan sehari-hari orang Korea tidak menyebutkan kata myeon, mereka hanya menyebutkan kependekannya saja seperti jajang, ganjajang, samseon jajang atau samseon ganjajang.

Jenis makanan lain yang menggunakan saus jajang adalah jajangbap yang terdiri dari saus jajang yang disajikan dengan nasi. Biasanya orang Korea mencampurkannya dengan nasi goreng yang disebut bokeumbap. di berbagai restoran sebagai makanan tambahan disajikan juga danmuji (lobak cina).
Sumber:wikipedia

the cafe, coffee bean, starbucks

Mengenal Mascarpone

Mascarpone adalah keju segar dari Italia yang dibuat dengan menggunakan krim dari susu sapi.Karena pembuatannya menggunakan krim, maka keju ini termasuk ke dalam jenis keju krim.Keju Mascarpone berwarna putih atau kuning serta memiliki tekstur yang sangat lembut dan halus.Mascarpone sering digunakan untuk membuat hidangan penutup seperti Tiramisu serta sebagai pengganti krim dalam hidangan pasta atau risotto.Dibutuhkan waktu beberapa hari setelah proses pembuatan agar keju ini matang dan siap dikonsumsi. Karena penggunaan krim dan bukan susu, maka Mascarpone memiliki kandungan lemak yang tinggi, yaitu 75%.
Mascarpone pertama kali dibuat di beberapa kota di daerah Lombardy, di Italia sekitar awal ke 16. Kota-kota tersebut adalah Brescia, Cremona, Mantova, Milano dan Sondrio.Ketika itu, keju ini hanya diproduksi pada musim gugur dan musim dingin serta dijual dalam kantong linen.Banyak asumsi mengenai sejarah nama Mascarpone.Ada yang mengatakan bahwa nama tersebut berasal dari bahasa Spanyol, yaitu “mas que bueno” yang berarti “lebih baik dari yang baik”.Konon, nama tersebut merupakan peninggalan dari bangsa Spanyol yang dulu pernah menjajah Italia.Pendapat lain mengatakan bahwa nama tersebut merupakan julukan yang berasal dari nama sebuah peternakan di antara Milan dan Pavia, yaitu “Cascina Mascherpa”.Selain itu, nama Mascarpone dapat juga berasal dari kata “mascarpia” yang merupakan sebutan lokal untuk keju Ricotta.Keju Ricotta merupakan keju yang mirip dengan Mascarpone dalam cara pembuatannya.
sumber: wikipedia

the cafe, coffee bean, starbucks

Kebab “Mumtaaz”

BEBERAPA bulan terakhir, sering terlihat gerobak-gerobak atau kedai makanan khas Timur Tengah ikut meramaikan penjual makanan di pinggir jalan strategis Kota Tegal.

Jenis makanan utama yang disajikan adalah kebab berupa daging panggang yang dimodifikasi dan dicampur dengan telur, sayuran, daging ayam dan saus hingga menyerupai makanan cepat saji lainnya seperti hot dog dan pizza.

Selain Kebab, juga terdapat makanan lainnya seperti roti maryam, syawarna, sambosa dan konde. Harganya pun cukup terjangkau dimulai dari Rp 7.000 hingga Rp 12 ribu.

Menurut Hussein Ibrahim (29), salah seorang pengusaha kebab dengan membuka kedai Mumtaaz, kebab maupun makanan Timur Tengah lainnya yang diproduknya memiliki sedikit selera rasa jauh beda dibandingkan penjual kebab lainnya di Kota Bahari ini.

Salah satunya adalah racikan daging dan bumbunya meresap di lidah jika dimakan, sehingga membuat lebih gurih serta enak, dimana masyarakat akan menjadi ketagihan. “Apabila disesuaikan dengan rasa asli timur tengah, takutnya lidah orang indonesia protes, karena asing,” ucapnya.

Ide memproduksi kebab ditemukannya saat membaca majalah makanan dan terlintas di pikirannya untuk membuka kedai. Kedai yang diberi nama Mumtaaz, baru dibuka sekitar dua bulan lalu dan terletak di Jalan Gajah Mada, sudah menunjukkan hasil yang cukup memuaskan.

“Sebab, saya telah memiliki dua cabang disini, yakni kedai kebab di Alun-Alun dan jalan Gajah Mada. Dari dua cabang tersebut, omzet yang diperolehnya selama dua terakhir sekitar Rp 30 Juta,” ujarnya.

Ia menambahkan, pelanggan makanan khas ini kian bertambah banyak. Dan pelanggan tidak hanya berasal dari Kota Tegal saja, tapi juga berasal dari luar Tegal seperti Semarang, Jakarta, dan Kuningan. Pasalnya, promosi usahanya yang digencarkan hanya melewati internet, yakni facebook dimana sedang membooming.

Sedangkan, radio dan media cetak belum pernah sama sekali. Tapi, promosi lewat facebook cukup bagus, karena telah memiliki pelanggan hampir 100 dalam waktu dua bulan.

“Saya optimis usaha ini diharapkan bisa lebih meningkat di kemudian hari, sehingga bisa memperluas cabangnya hingga kota-kota besar maupun dunia, karena peluang bisnis makanan takkan pernah ada matinya sampai kapanpun,” ungkapnya.

Sumber     : suaramerdeka
Lihat juga : laguna, sushi tei, nelayan restoran

Serasa Makan di Zaman Majapahit.

Ketika menyantap Soto Gerabah makanan khas dari Kota Solo, terasa dilidah begitu gurih. Apalagi saat soto itu dinikmati dalam keadaan masih hangat, rasanya tentu akan menjadi lebih nikmat. Sebab, kuah soto itu telah diberi bumbu, berupa rempah-rempah dari ramuan tradisional. Dan tanpa sedikit pun diberi bahan penyedap rasa.

Isi dalam satu porsi Soto Gerabah itu yakni mie sohun, sayur sawi dan bawang goreng. Selain itu, terdapat irisan tipis kentang goreng dan daging ayam. Daging itu, termasuk spesial dari Soto Gerabah karena dagingnya berasal dari ayam kampung pilihan. Sehingga setelah diolah, daging ayam itu menjadi lebih empuk ketika dikonsumsi.

Ada yang unik saat makan di kedai satu ini, sesuai dengan nama sotonya. Semua peralatan makan maupun masaknya berasal dari gerabah. Dari mulai mangkok, sendok dan gelas yang digunakan adalah dari bahan gerabah. Pengolahannya pun juga semuanya memakai peralatan dari bahan gerabah. Sehingga ada kesan, ketika menyantap Soto Gerabah itu, serasa makan di Zaman Majapahit.

Begitu juga porsinya lebih banyak dibandingkan dengan soto lainnya. Salah satu pembuat, Yatmi mengatakan kini usaha ini telah berjalan empat tahun, pada tahun pertama, sudah diboyong sampai ke Jakarta. Ketika itu, dia mengisi catering hajatan dari mantan Menkopolkam, Wiranto. “Makanan khas ini merupakan hasil dari kebudayaan lama, sehingga harus tetap dilestarikan. Salah-satunya untuk memperkenalkan kepada masyarakat yakni dengan menjalankan usaha ini,” katanya.

Dia menambahkan, setiap warung Soto Gerabah, punya cirinya tersendiri yakni menempati sebuah gazebo untuk tempat berjualan. Sehingga membuat para pengunjung agar terasa unik. “Saat ini usaha ini akan dikembangkan dengan membuka cabang baru di beberapa wilayah di Jawa Tengah. Sedangkan untuk alamatnya di Jalan Prof Supomo, Pasar Beling, Solo,” tuturnya.

Sumber     : suaramerdeka
Lihat juga : marzano, loewy,tamani

Tushi Delek Burger – Burgernya Kaki Lima

Jalan sumatera medan dari dulu telah menjadi jalan penjual makanan. Biarpun sekarang selain makanan banyak juga dvd oplosan yang di jual disini. Menjadi makan malam daerah sini makin seru. Habis makan milih dvd. Seru deh.
Burger tashi delek yang sudah buka bertahun tahun ini sudah mempunyai banyak langganan. Halal kok disini, kebanyakan daging ayam. Daging disini sudah daging racikan khusus tashi delek. Burger ini tidak terlalu menonjol di aroma, namum kesegaran burger ini terasa di mulut saya. Daging,roti,sayur,mayonasi dan cabenya semua segar segar. Biarpun masih termasuk hitungan burger jalanan namun ternyata sudah banyak penggemar dan harganya tidak mahal juga.
Pesananku burger double daging + keju
Harga 11000
Lokasi tashi delek burger ada di jalan sumatera tepatnya toko roti sehari.

Sumber     : indrahalim
Lihat juga : pizza hut, sandwich